Seperempat
diriku hilang entah kemana. Terbang bersama gelembung-gelembung yang saat ini
atau nanti pecah, menghilang tanpa bekas. Bercampur dengan nitrogen, juga
gas-gas CO2. Pembagian. Sesuatu yang terbagi itu sulit. Entah karena jarak atau
keadaan. Belum sempat aku mengatakan jangan. Mereka memilih melakukannya.
Lalu
keadaan memaksa, “berikan separuh untuknya dan separuh lagi untuknya”.
“Mana
boleh hanya separuh? Keduanya meminta penuh”. Kemudian dia memaksa dengan
terpaksa, “Kasih saja semuanya. Walau bagaimanapun kelanjutannya”.
Dari bagian mana
aku membaginya? Sisi-sisiku telah habis, menggerigi, tidak rata lagi. Ini
nostalgila, bukan nostalgia. Rekreasi ketempat bernama jiwa, melenyapkan ketir
atas segala
pahit. Dengan garis yang berbeda, menjadi pembeda, sebuah jeda atas bahagia.Aku cukup bahagia. Itu saja bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar