Find this blog

More Option

4 Agustus 2012

Mantish, Barramundi, Albacore ataupun Trevally

Air matanya menetes satu-satu. Mata yang semula hanya berkaca-kaca, angin dermaga memecahnya perlahan. Pilu. Yang tanpa sadar menghambur keluar dari bilik jantungnya, menindas paksa kebahagiaan yang harusnya ditampakkan jelas. Perpisahan.

     Apakah dia melekatkan gigi-giginya? Atau mengerutkan dahinya? Untuk apa seperti itu?

     Dimana air matanya akan berlabuh jika kita tak mampu mengeram bertahan?

     “Tenang. Kita masih bertemu. Lagi”, kataku menguatkan tatapan dalam petang yang menjemputnya pulang.

Jangan menyalahkan waktu. Yang dengan tiba-tiba merekatkan hati kita. Karena tujuan, keinginan ataupun keadaan. Yang dia lakukan hanyalah berjalan. Pasti akan ada jejak. Inilah perpaduan antara cipta, rasa dan karsa, yang Tuhan sengaja ciptakan untuk keindahan yang tek terbalaskan, mempersatukan empat belas hari dari delapan belas kami. Entah bernoda, membekas atau akan terlupa. Dia tak akan peduli. Pertemuan singkat yang syarat makna ini, pasti ku rindu. Antara mantish, barramundi, albacore ataupun trevally.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar