Ini sebuah takdir. Bukannya ilusi dari hati yang mengilu.
Aku menerimanya.
“Stop”.
Cukupkan usahamu. Jangan ulangi permintaatn maafmu.
Kamu berhak atasnya. Dan jauh lebih berhak ketimbang aku. Kamu
telah banyak berbincang denganNya. Menghabiskan beberapa fajar dan berselimut
diantara bintang-bintang. Aku tahu, seberapa
besar daya ku, aku tidak akan memilikinya, Tuhan tidak memilihku berbalas
sayang dan bersanding di masa tuanya. Bukan lagi cinta namanya, tetapi berganti
rindu.
Sungguh, aku tidak membencimu. Ataupun mencintaimu, masa
lalu. Aku tidak akan kecewa atau merasa bahagia atas kepergianmu. Beberapa trik
yang sempat kamu tumpahkan ke memoriku agar aku tidak lupa, kamu berhak
atasnya. Aku tidak akan lagi peduli saat ini. Tidak akan.
Ini rahasia kita, dan
hanya kita berdua yang mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar