Find this blog

More Option

12 Oktober 2012

Katanya, Cinta

  Perhatian luar biasa. Bahkan melebihi batas wajar. Terpaksa, dipaksa atau tulus rela. Katanya, cinta. Dulu. Lalu sekarang?? Masih utuh? Separuh atau modal keberanian karena kasihan. Apapun alasannya, tak ku terima. Segalanya merupakan sesuatu yang salah tempat. Interupsi dari hati. Hati yang terpaut karena gelisah. Tidak hanya guratan kecewa, tetapi pilu meratap kalbu. Aku tak berharap menjadi wajar, sedikit keinginan pun tidak. Sadar, tolong! Telingaku tak sekedar menerima sampah, tetapi juga serapah bisik hati agar kau segera hilang dari diri. Kerelaan yang sama sulitnya untuknya.

  Bagaimanapun juga, masing-masing tetap terpatri. Aku, kau, dia dan mereka. Yang sama linglungnya. Tidak saling mengerti. Sama-sama punya kendali, kecuali aku. Yang hanya dengan tatapan melihat tanpa pernah ingin mencampuri. Tetapi tetap saja tercampuri. Karena kita campur, bak adonan roti yang menggumpal menjadi satu.

  Katanya, cinta. Hadir dengan dalil-dalil yang menyembunyi arti. Tanpa surat tetapi tersirat. Jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar