Find this blog

More Option

15 Oktober 2012

Intropeksi Diri


          Sekarang aku tahu alasan kita berdua menghilang. Suhu dunia mu dan dan dunia ku samar tak lagi berkibar. Titik-titik maya yang menghubungkan kita terpenggal sudah. Sekarang tinggal bagaimana sikap kita, menggoreskannya lagi atau menghapusnya setitik demi setitik. Hingga hiruk pikuk hati tak lagi berbunyi, berdenting dan terdengar keras. Kasih sayang hanya terdapat dalam bayangan, semua semu antara kita. Tanpa tedensi atau sudut relevansi, aku tak mungkin selangkah maju atau selangkah mundur. Berdiam dengan berlagak tenang barangkali sudah sangat menjemukan.
    Tendeng aling-aling ini akan kembali normal. Kamu dan aku yang dulu. Tanpa kita dalam sebuah cerita. Tanpa kita harus berbisik untuk saling bertukar rindu karena malu, sekalipun aku memang benar-benar rindu kamu saat itu. Tetapi semua kerinduan itu palsu. Entah aku atau kamu yang memalsukannya. Atau kepalsuan itu bagian dari cerita kita. Aku tak lagi mau tahu.
    Menitih dan menanti sesuatu yang tak pasti itu melelahkan. Walaupun seratus persen ion di tubuhku merasa yakin tentang bahasa tubuh kita. Berusaha tegar dan bangkit untuk memastikan kelanjutannya. Perasaan tetaplah perasaan, ada saat dimana ia harus turun drastis dalam keadaan tidak normal. Penawarnya adalah intropeksi diri. Mengumpulkan kembali serpihan-serpihannya, dan kembali menggabungkan.

12 Oktober 2012

Sketch #1

gbr_isengsaja




Katanya, Cinta

  Perhatian luar biasa. Bahkan melebihi batas wajar. Terpaksa, dipaksa atau tulus rela. Katanya, cinta. Dulu. Lalu sekarang?? Masih utuh? Separuh atau modal keberanian karena kasihan. Apapun alasannya, tak ku terima. Segalanya merupakan sesuatu yang salah tempat. Interupsi dari hati. Hati yang terpaut karena gelisah. Tidak hanya guratan kecewa, tetapi pilu meratap kalbu. Aku tak berharap menjadi wajar, sedikit keinginan pun tidak. Sadar, tolong! Telingaku tak sekedar menerima sampah, tetapi juga serapah bisik hati agar kau segera hilang dari diri. Kerelaan yang sama sulitnya untuknya.

  Bagaimanapun juga, masing-masing tetap terpatri. Aku, kau, dia dan mereka. Yang sama linglungnya. Tidak saling mengerti. Sama-sama punya kendali, kecuali aku. Yang hanya dengan tatapan melihat tanpa pernah ingin mencampuri. Tetapi tetap saja tercampuri. Karena kita campur, bak adonan roti yang menggumpal menjadi satu.

  Katanya, cinta. Hadir dengan dalil-dalil yang menyembunyi arti. Tanpa surat tetapi tersirat. Jelas.

Ada



Riwayat hidup manusia tidak mungkin sama. Setiap jalur yang mereka tempuh, ada pertemuan titik yang sama sekali tidak hadir di kehidupan masing-masing pribadi. Oleh karena itu rutinitas, cara pandang, problematika dan pemecahan konflik yang pernah ada atau sedang kita alami berbeda. Ada jalur yang kita ambil lurus, tentram, atau  menyimpang dengan garis yang tak sejajar dan berantakan. Sedang saat ini, satu hal yang membuat kita berada di satu poros yang sama. Satu titik dengan alur garis di suatu sumbu. Sebuah drama orkestra dengan irama musik balad. Bertitik bangun ketulusan, penantian, harapan dan segelintir pertanyaan. Adakah kamu disana?
Esensinya hidup itu ada dan diakui keberadaannya. Sedang kamu ada dalam ketiadaan. Sekilas nyata tetapi ternyata hanya sebuah kapas yang dengan segera terbang melayang. Selembut sutra, tetapi berduri jika diamati. Aku tidak sebegitu tahu tentang tulisan pada riwayat hidupmu, adakah sepatah atau dua patah tertera namaku di lingkar penamu? Atau kertasmu telah penuh dengan jejak tapak? Dan sekali lagi aku berharap. Sebuah ilusi. Mimpi dan bunga tidur malam hari.
Harapan itu seketika pergi bersama pesan yang kukirimkan pagi tadi. Aku mengusirnya paksa. Karena jika Ia tetap hadir, niscaya aku patah dan terkapar diperapian. Hangus dan lenyap menjadi abu. Rela atau tidak, aku harus mengakui. Kamu titik pusat di galaksi kehidupan. Bukan hanya aku yang berevolusi mengitari, tetapi planet lain sedia memutar disampingmu. Dan aku kalah. Karena jawaban yang sempat hadir dan mungkin tak bisa ku baca.
Catatan ini sengaja aku kirim untuk September hingga awal Oktober, Apa kabar? Maaf basa basi di media. Karena hanya dengan media ini aku lancar berbahasa. Dengan perasaan dan ketikan yang beberapa kali sempat berhenti karena sepertinya aku mati kelaparan tanpa kabar. Kali ini aku hanya ingin meminta ijin, ada kamu dalam riwayat ku, ada namamu dalam inisial goresanku. Maaf karena telat, karena sudah beberapa kali aku mencantumkannya. Semoga kamu senang dalam keberadaan.

1 Oktober 2012

UNINTENDED
 
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love

I'll be there as soon as I can

But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

First there was the one who challenged

All my dreams and all my balance
She could never be as good as you

You could be my unintended

Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love

I'll be there as soon as I can

But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

I'll be there as soon as I can

But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

Before you