Surat
itu kembali terlempar mengenai ku. Tulisan tentang sepotong kegembiraan,
tentang secercah kabar, dan mungkin tentang basa-basi yang teramat basi untuk
sengaja di tulis, sebenarnya. Hingga aku tidak lagi mengenali, harus ku balas
dengan kata-kata manis atau ku biarkan dan pura-pura tidak tahu. Aku bosan
berkata maaf lagi. Dan maaf tetap yang terbaik untuk mengganti keterlaluan ku.
Untuk itu tidak ku tulis apapun sebagai balasan. Nyaman? Omong kosong. Andai ku
temu kata selain maaf, pasti segera ku tulis rapi-rapi dan ku kirim
cepat-cepat. Aku benar-benar risau akan beranjak suatu saat nanti. Terlebih
risau, karena kerisauan ini untuk mu. Takut tidak terlalu pantas dan pas untuk
ditujukan. Apa yang sebenarnya ingin kita lakukan? #berpuisi dengan malam,
berdiskusi tentang hati, atau kabur secara pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar