Find this blog

More Option

10 Januari 2013

Malam ini



     Sedingin malam ini. Semua rasanya menyergap buas di sela-sela nafas. Panjang, buang, panjang, buang. Aku tidak menikmati oksigen bebas mengudara seperti partikel yang melayang-layang lepas. Ia terjerat oleh bungkaman ku selama berjam-jam. Mataku tak lepas dari jam tangan yang ber-embun buram. Telingaku menganga lebar mendengar hujatan-hujatan sekian banyak orang. Tak seorangpun benar disana. Tak terkecuali aku. Maka aku berpikir, diam yang lebih baik. Seorang manusia yang tentu bersalah, yang tidak mampu menyalahkan. Karena disana tak sedikitpun Ia punya andil besar. Separuh pun tak ada yang benar-benar aku tangani. Aku resmi sebagai penggembira saja.
     Ini ketidak berdayaanku kepada suara. Ia selalu mencekik kejam disaat semuanya butuh mendengarkan. Tidak seorangpun sama disini. Aku si pendiam yang takut bicara panjang lebar. Aku takut suara ku bersalah atas kata-kata yang Ia keluarkan. Maka dari itu aku diam.

     Malam ini terlalu banyak evaluasi untuk kalian. Lebih banyak lagi untukku. Aku bukan diam karena aku pendiam. Didalam kediamanku aku menghujat banyak. Bukan tentang kalian, tetapi kesalahanku yang teramat sangat. Maka dari itu aku diam panjang. Aku bungkam karena kesalahan yang banyak aku lakukan.

    Aku ingin sedingin malam ini. Sunyi yang dingin. Senyap karena diam dan bising hujatan hati atas kesalahan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar