Aku hanya sedang jatuh cinta. Yang terlalu berlebihan telah
berlalu. Kini sisanya mulai mengembun dan menjadi titik-titik dingin
menggantung di dahan hidup. Sebenarnya sudah sering ku upayakan untuk tidak
menjadi miss “kepo” akhir pekan. Tetapi berbagai penawaran akhirnya meloloskan
niat ku untuk melangkah. Walaupun hanya selangkah. Dan sampai saat ini aku tidak
pernah menjadi tahu. Langkahku maju atau malah mundur? Sering pula aku tertawa.
Hal ini seperti bahan komedi yang tidak pernah habis meski sudah hilang
pelakunya. Terkenang. Secara tidak langsung.
Salah seorang teman pernah bilang, wajar tentang mau tahu
ku. Teman yang satunya lagi bilang, tidak perlu seperti itu. Makanya langkahku
tidak pernah runtut dari awal hingga akhir. Sampai pada keputusanku, aku tidak
lagi mau tahu.
Siapa yang menaruh palu? Jikapun ada seseorang yang
menaruhkannya untukku, keputusan itu bukanlah yang final. Rupanya aku lebih
suka menimbang perasaan. Padahal sakit. Apakah kamu tahu itu?
salam kenal.. :)
BalasHapus