Find this blog

More Option

20 Desember 2012



Short word. 
Colouring. 
Necessary. 
A Passion. 
Strange me.

19 Desember 2012

Ku awali terima kasih. Teramat banyak dan melimpah. Aku pernah berkeinginan, suatu hari semua akan berjalan sempurna seperti yang seharusnya terjadi. Tetapi milik siapa kesempurnaan itu? Dan hingga saat ini, tak kutemu suatu yang benar-benar sempurna, sempurna yang hakiki. Sekarang aku tahu bagaimana rasanya sempurna. Sempurna itu rasa bersyukur yang banyak. Butuh sedikit kesabaran. Keikhlasan yang berjalan bergandengan. Senyum yang tak kunjung habis walaupun peluh siap mengganti penuh. Dan berfikir, bahwa sesuatu ada dalam kadarnya masing-masing. Terkendali maupun tanpa kendali. Semesta bersama kita yang berfikir sempurna. Maka, mulai hari semua akan menjadi sempurna. Hidupku. Aku.

Visit to Ngawi #1

Setiap ditanya tempat asal, pasti banyak orang orang bertanya-tanya lebih jauh. Ngawi kota ya?? Ada kotanya?? Dimana Ngawi itu? Masih Jawa Timur? Apa maskot kotanya? Ada apa aja? Platnya AE itu kan? Oke. (Nelen ludah, sambil garuk-garuk kepala). Ngawi kabupaten tapi juga ada kotanya lah. Jawa Timur. Perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah. Maskot kota paling terkenal aku :D :D :D. Yup bener, AE punya. Banyak sebenernya yang harus dituju jika kalian datang ke Ngawi. Ini salah satunya. Benteng Van Den Bosch. Anak-anak Ngawi sering nyebut benteng pendem. Mudah dan Murah sekali dijangkau. Tempat klasik yang asik sekali buat foto-foto.






18 Desember 2012

Keadilan?

Katakan padaku, Tuhan Maha Adil kan??
Sekian juta ton dan bermilyar-milyar asumsi ku selalu mendapati bahwa keadilan itu nonsense. Bicara keadilan berarti bicara kebohongan. Tempat mana yang memberikan keadilan? Bahkan jika keadilan itu ada, pasti akan sepele sekali rasanya. Dan kelangkaan yang menggantikan. Hanya ada yang paling dan yang terakhir di belakang. Tetapi keyakinan itu ada untuk dipercaya. Wajib. Harus. Untuk itu, aku yakin, Tuhan Itu sangatlah adil. Di waktu dan saat yang tepat.

17 Desember 2012

"Underneath everything, underneath the machinations of the industry and the terrible dance of agent-getting and submissions, underneath the despair and joy and wild mood swings, underneath the misery and extraordinary grace of trying to make art--underneath it all, we just want to sit together and tell stories."

Edisi Sulam Jaring


Desember ceria. Tepat malam minggu kemarin, sebelum saya ketik tulisan ini. Teman-teman kampestan memiliki acara yang yang secara tidak langsung menjadi agenda wajib setiap tahun buat warga pe-es-pe. Saya kurang yakin jika acara ini tepat secara tujuan, karena saya rasa kepanitiaan banyak termakan lingkungan. Banyak temen-temen panitia yang ngakunya siap, tetapi ternyata diambang batas kesiapannya (contohnya saya). Welll, its not mean fail! Setiap acara punya trouble-nya masing-masing. Dan masalah terparah acara ini kurangnya koordinasi dan misunderstanding setiap panitia.
At least, saya haru melihat temen-temen panitia. Dengan waktu yang kurang lebih cuma 2 minggu, mereka bisa bikin acara se-rame kemarin. Kalo ditanya, berapa prosentase keberhasilan acara. Saya Cuma berani bilang 70%. Tetapi saya sudah cukup bersyukur dan puas dengan kalian dan malam kemarin. Tetep solid ya. PSP(menghirup nafas paanjang) Jaya!!
Jadi inget kata-kata dari abang-abang alumni yang sempat ngasih sedikit wejangan. Kurang lebih seperti ini, “Untuk menjadi salah itu manusiawi, jika kalian pernah salah, berarti kalian sudah belajar Namanya juga proses, nggak ada yang enak. Sama halnya emas, untuk menjadi 24 karat, dia harus melewati beribu-ribu panas”.
New moments I have got the day are spent night for talking much with others and slept well on the mosque. Thanks,

14 Desember 2012

Setelah beberapa saat rehat, yang lama dan teramat panjang. Perjalanan yang mungkin sudah berakhir sebelum ia pernah menapak banyak tentang banyak warna dan kembali terulang oleh kesempatan. Hari ini, aku menemui kerinduan. Tentang wangi-wangi tapak. Tentang gurat otot kedua kaki. Dan peluh dingin di sela gigih helaan nafas. 
Hari ini, di hadapan sepetak layar aku merintih palsu tentang cerita-cerita. Usang dan tak tersentuh selama ini. Hanya akan menjadi bagian terindah yang pernah kumiliki. Aku rindu mendaki. Berbagi balsem dan roti bersama kalian. Melihat banyak daun yang senantiasa rela dengan caranya mengembun bersama udara. 

2 Desember 2012

Jatuh Cinta


   Aku hanya sedang jatuh cinta. Yang terlalu berlebihan telah berlalu. Kini sisanya mulai mengembun dan menjadi titik-titik dingin menggantung di dahan hidup. Sebenarnya sudah sering ku upayakan untuk tidak menjadi miss “kepo” akhir pekan. Tetapi berbagai penawaran akhirnya meloloskan niat ku untuk melangkah. Walaupun hanya selangkah. Dan sampai saat ini aku tidak pernah menjadi tahu. Langkahku maju atau malah mundur? Sering pula aku tertawa. Hal ini seperti bahan komedi yang tidak pernah habis meski sudah hilang pelakunya. Terkenang. Secara tidak langsung.
   Salah seorang teman pernah bilang, wajar tentang mau tahu ku. Teman yang satunya lagi bilang, tidak perlu seperti itu. Makanya langkahku tidak pernah runtut dari awal hingga akhir. Sampai pada keputusanku, aku tidak lagi mau tahu.
  Siapa yang menaruh palu? Jikapun ada seseorang yang menaruhkannya untukku, keputusan itu bukanlah yang final. Rupanya aku lebih suka menimbang perasaan. Padahal sakit. Apakah kamu tahu itu?